Sidak di SMP Wadaslintang, Komisi D DPRD Wonosobo Temukan Infrastuktur Sekolah Belum Merata
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Komisi D DPRD Kabupaten Wonosobo melakukan sidak ke SMP N 1 Wadaslintang, kemarin. Komisi yang membidangi pendidikan itu melihat infrastruktur sekolah menengah di Wonosobo belum merata. “Sebelum pembahasan APBD, kita di Komisi D akan betul-betul melihat dari bawah mana saja sekolah yang membutuhkan infrastruktur. Karena pemerataan infrastruktur belum ada,” ungkap Sekretaris Komisi D DPRD Wonosobo, Mugi Sugeng kemarin. Menurutnya, pemerintah memiliki kewajiban untuk memenuhi sarana dan prasarana sekolah, baik fisik maupun non fisik, seperti tenaga pengajar. Mengingat Wonosobo masih kekurangan tenaga pengajar PNS. “Di SMP N 1 Wadaslintang ini saja masih kekurangan tenaga pengajar. Disini ada 7 guru wiyata yang baru. Belum lagi ada guru agama yang akan pensiun,” katanya. Sidak ini dilakukan untuk melihat langsung ke lapangan terkait sarana prasarana sekolah, agar infrastruktur sekolah di Wonosobo bisa ada pemerataan. Selain itu kekurangan guru PNS dan kesejahteraan guru wiyata bakti juga harus diperhatikan. Baca Juga Kejuaraan Renang, Dua Siswa SMPN 1 Muntilan Sabet Emas Ketua Komisi D DPRD Wonosobo, Faizun mengungkapkan, belajar dari UNBK tahun lalu, secara keseluruhan pihaknya melihat ada sekitar 70 sampai 80 persen SMP Negeri di Wonosobo yang siap secara sarana prasarana menggelar UNBK secara mandiri. Hal ini harus terus didorong agar bisa seluruh sekolah bisa mandiri dalam pelaksanaan UNBK tahun depan. “Sidak ini kita juga melihat sarana prasarana untuk persiapan UNBK, seperti jumlah komputer, server, genset, internet dan sebagainya. Harapannya agar UNBK tahun depan bisa berjalan lancar,” bebernya. Sementara itu, Waka 1 SMP N 1 Wadaslintang, Puji Rahayu mengungkapkan, untuk pelaksanaan UNBK tahun lalu berjalan lancar. Namun untuk jaringan internet kurang besar, karena masih menggunakan provider lokal sehingga internet berjalan lelet. Jadi harapannya jaringan telkom masuk SMP N 1 Wadaslintang. “ Jumlah komputer baru sekitar 60 unit, sehingga butuh komputer baru sebagai cadangan. Selain itu, ada 7 ruang yang terdiri dari 6 ruang kelas dan 1 ruang guru yang butuh diperbaiki karena kondisi atapnya sudah bergelombang. Jadi kalau turun hujan bisa bocor,” pungkasnya. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: